MEMAKSIMALKAN
IBADAH DI BULAN RAMADHAN
Bulan
Ramadhan adalah bulan yang penuh kemulian. Umat Islam selalu menunggu-nunggu
kedatangan bulan ini. Pada bulan ini kaum muslimin diwajibkan untuk menjalankan
ibadah shaum. Barang siapa yang dia shaum dengan keimanan dan pengharapan
pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosa dia yang telah berlalu. Pada bulan
ini setan-setan dibelenggu, pintu-pintu Jannah dibuka dan pintu-pintu neraka
ditutup. Pada malam ini juga ada malam kemuliaan, yaitu malam lailatul Qodr.
Malam tersebut lebih baik dari seribu bulan.
Melihat
kemuliaan bulan Ramadhan yang luar biasa, maka janganlah sampai kita
melewatkannya untuk tidak banyak beribadah padanya. Janganlah kita habiskan
kesempatan ini dengan banyak melakukan perbuatan laghwun(sia-sia).
Karena ternyata kita dapatkan banyak dikalangan kaum muslimin pada hari ini
melewatkan bulan Ramadhan tanpa banyak melakukan amalan-amalan mulia.
Beberapa
Ibadah Yang Ditekankan Di Bulan Ramadhan
Banyak
ibadah-ibadah yang bisa kita maksimalkan di bulan Ramadhan. Diantara ibadah
tersebut adalah :
Tilawatul
Qur’an
Tilawatul
Qur’an pada bulan Ramadhan sangat ditekankan. Kalau pada bulan selain Ramadhan
kita tidak diperbolehkan untuk mengkhatamkan al Qur’an kurang dari 3 hari, tetapi di bulan Ramadhan kita
diperbolehkan untuk menghkatamkan al Qur’an semampu kita. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam terbiasa disimak bacaan al Qur’an oleh Malaikat Jibril pada
bulan Ramadhan. Disebutkan dalam sebuat atsar, bahwa Said bin Jubair beliu
pernah mengkatamkan al Qur’an di bulan Ramadhan dalam satu duduk. Imam Syafi’I
mengkatamkan al Qur’an pada bulan Ramadhan Sebanyak 60 kali diluar bacaan
ketika shalat. Abu Hanifah juga menghkatamkan al Qur’an dalam 2 rekaat shalat
yang beliau lakukan. Abu al Abbas Alatho’ juga biasa mengkhatamkan al Qur’an
pada bulan Ramadhan sehari sebanyak 3 kali.
Melihat
kesungguhan generasi salaf dalam tilawatul Qur’an di bulan Ramadhan, maka
marilah kita gunakan kesempatan luang kita untuk tilawatul Qur’an. Marilah kita
tinggalkan Perbuatan laghwun, seperti berlebih-lebihan dalam akses
internet, twiter, facebook. Kita ganti dengan tilawatul Qur’an.
Qiyamul
lail
Dianjurkan
untuk mengerjakan shalat tarawih bersama Imam di Masjid. Seorang muslim
yang bisa shalat bersama Imam hingga
selesai maka dihitung baginya shalat semalaman. Disebutkan dalam sebuat riwayat
:
إِنَّ الرَّجُلَ
إِذَا صَلَّى مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة
“Sesungguhnya
seseorang jika dia shalat(tarawih) bersama imam hingga seselai maka dia
dihitung shalat semalaman.” (HR. an Nasa’I, syaikh al Bani berkata : Hadist
shahih).
ketika dia
ingin menambah shalatnya lagi di rumahnya, maka tidak mengapa bagi dia shalat
lail dengan tidak melakukan shalat witir.
Dalam
sebuah riwayat, ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memimpin
shalat, para sahabat cemas tidak mendapatkan waktu sahur saking lamanya shalat
tersebut. Dalam astar bahwa ketika Umar bin Khotob memerintahkan untuk
mengerjakan shalat tarawih dengan imam Ubay bin Ka’ab, Ubay bin Ka’ab membaca
ratusan ayat. Karena lamanya berdiri, mereka berpegangan tongkat. Tidaklah
shalat tersebut selesai kecuali di ujung waktu sahur. Nafi’ berkata : Saya
mendengar Ibnu Abi Mulaikah berkata : Saya mengimami pada shalat tarawih dan
saya membaca pada 1 rekaat “al Hamdulillah Fatiri(surat al Fatir) dan yang
semisalanya. Tidaklah aku mendengar diantara makmum ada yang merasa berat.
Sodaqoh
Sodaqoh di
bulan Ramadhan merupakan amalan yang sangat ditekankan. Disebutkan dalam
riwayat Imam Bukhori : Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
merupakan orang yang paling dermawan. Waktu beliau paling dermawan adalah di
bulan Ramadhan. Imam Syafi’I berkata : Saya mencintai orang yang semakin
dermawan di bulan Ramadhan demi mengikuti akhlak Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam dan demi memenuhi kebutuhan sebagian manusia, karena pada
bulan ini banyak diantara manusia yang tersibukkan dengan shaum dan ibadah dari
bekerja. Ibnu Umar RadhiAllahu Anhuma tidaklah beliau shaum kecuali iftor(buka)
bersama orang-orang miskin. Memberi iftor(buka)
kepada orang yang shaum memiliki fahdilah yang banyak. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ فَطَّرَ
صَائِمًا كَانَ لَهُ أَوْ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الصَّائِمِ مِنْ غَيْرِ أَنْ
يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barang
siapa yang memberikan iftor(buka) kepada orang yang shaum, ditulis baginya
pahala orang yang shaum tanpa mengurangi pahala orang yang melakukan ibadah
shaum.” (HR. Imam Ahmad, Syaikh Syuaib al Arnauth berkata : Hadist Hasan li
ghoirihi).
Pada hari
ini banyak Yayasan Dakwah dan Pendidikan yang membutuhkan dana untuk
pengkaderan juru dakwah. Maka dengan bersodaqoh dan wakaf pada bulan ini kita
sudah melakukan dua kebaikan. Kebaikan amal jariyah dan kebaikan mendapatkan
keutamaan bulan Ramadhan dengan sodaqoh.
I’tikaf
I’tikaf
adalah berdiam diri di masjid untuk fokus dalam beribadah kepada Allah Ta’ala. Pada
bulan Ramadhan sangat ditekankan untuk melakukan I’tikaf. Terutama pada sepuluh
hari terakhir pada bulan Ramadhan, karena Pada malam ini ada kebaikan yang
lebih baik dari seri bulan. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkan I’tikaf kecuali karena udzur.
Bahkan pada tahun terakhir beliau wafat, beliau I’tikaf selama 20 hari. Aisyah RadhiAllahu
Anha I’tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramdhan. Beliau tidak keluar
dari masjid, kecuali karena ada kebutuhan yang mendesak. Ketika ada diantara
keluarganya yang sakit beliau bertanya sambil berjalan dan tidak berhenti
karena tersibukkan dengan I’tikaf. Imam Malik beliau mendapati generasi Tabi’in
dalam I’tikaf. tidaklah mereka pulang ke keluarga mereka, kecuali setelah mereka shalat ied bersama manusia.
Melihat
kesungguhan generasi salaf dalam I’tikaf, marilah kita mencontoh mereka.
Setahun yang kita lalui dan kebanyakan kita habiskan untuk dunia kita, marilah
kita sisihkan 10 hari khusus untuk I’tikaf. Dengan I’tikaf ini insyAllah
menjadikan kita semakin dekat dengan Allah Ta’ala dan mengurangi ketamakan kita
akan dunia.