Kamis, 31 Desember 2015

PENDAFTARAN SANTRI BARU T.A 2017/2018

Pendaftaran : 
Gelombang 2
pendaftaran dimulai : 03 April - 31 Mei 2017

Tes Penerimaan
Ketika mendaftar langsung dites pada hari-hari kerja(Senin - Jum'at, jam 08.00 - 12.00). Bagi yang menginginkan tes diluar waktu tersebut dimohon untuk konfirmasi terlebih dahulu.

**Gelombang 2 akan ditutup jika santri/santriwati yang masuk sudah memenuhi kuota.

Tempat Pendaftaran : 
Sekretariat Pondok Pesantren Darul Sunnah Al Atsary, Kavling Darul Ihsan, Desa Sriamur, Kec. Tambun Utara - Bekasi 17561.

Syarat Pendataran :
  1. Mengisi formulir pendaftaran.
  2. Membayar uang pendaftaran sebesar Rp 150.000,-
  3. Menyerahkan Foto Copy Ijazah terakhir(Akte kelahiran untuk tingkat SD, Ijazah SD untuk tingkat SMP dan Ijazah SMP untuk tingkat SMA).
  4. Menyerahkan Foto Copy KK.
  5. Menyerahkan pas foto 2X3 dan 3X4 (masing-masing 2 lembar).

Biaya Pendidikan :
Uang Pangkal   :
Uang gedung               : Rp 1.000.000,-
Sarana dan Prasarana  : Rp 450.000,-
Uang Pengembangan    : Rp 200.000,-
Uang Perpustakaan      : Rp 100.000,-
Syahriyah                     : Rp 650.000,-
Total                             : Rp 2.400.000,-

Syahriyah(Iuran Bulanan) : Rp 520.000 / Rp 550.000 / Rp 650.000 (sudah termasuk biaya makan, asrama dan pendidikan).

Konfirmasi :
Ust. Fadhil(085211673966---Tlp/SMS) atau Ust. Abu Umar 085214264148(WA).


Rabu, 08 April 2015

BERBEKAL DENGAN AMALAN YANG TIDAK TERPUTUS



Kehidupan dunia yang telah Allah Ta’ala amanahkan kepada kita merupakan ladang bagi kita untuk memperbanyak amalan ibadah kepada Allah Ta’ala. Tidak ada sebaik-baik bekal menghadap Allah Ta’ala kecuali dengan ketakwaan. Sedangkan ketakwaan tersebut tidaklah diraih seorang hamba kecuali dengan memberbanyak ibadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman :
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
“Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.”(al Baqoroh : 197).
Umur yang Allah Ta’ala berikan kepada kita sedikit. Kita harus banyak beribadah dan lebih jeli memilih amalan yang nantinya menjadikan Allah Ta’ala ridha kepada kita ketika kita bertemu-Nya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
أَعمار أمتي ما بين الستين إلى السبعين
“Umur umatku rata-rata 60 sampai 70 tahun.” (HR. Ibnu Hibban, Syaikh Syuaib al Arnauth berkata : Hadist Hasan).
Amalan yang tidak terputus
Diantara yang harus menjadi pertimbangan dalam memilih amal adalah memilih amalan yang tidak terputus meski kita sudah meninggal dunia. Hal tersebut karena pahala dari amalan tersebut akan terus mengalir kepada kita meski kita sudah meninggal dunia. Diantara amalan-amalan yang tidak terputus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia adalah sebagaimana berikut :
Shodaqoh Jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ " .
“Dari Abu Hurairoh dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersaba : “Jika anak Adam meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal : Shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakannya.”(HR. Muslim)
Imam Nawawi berkata dalam syarh Shahih Muslim : Makna hadist ini adalah bahwa amalan mayit terputus dengan kematiannya, terputus pula pahala darinya, terkecuali dari tiga hal ini.
Amalan pertama yang tidak terputus dengan kematian adalah shodaqoh jariyah. Sodaqoh jariyah bisa berbentuk pembangunan masjid, pondok pesantren dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang dakwah dan amal Islami. Ketika ada seorang muslim yang diberikan kelebihan harta, maka haruslah dia menginfakkannya dalam bidang ini. Tentunya kita juga harus jeli dan teliti ketika mewakafkan sebagaian dari harta yang kita miliki. kita harus benar-benar yakin bahwa apa yang kita wakafkan benar-benar digunakan untuk perjuangan Islam dan akan dijalankan dalam jangka yang cukup lama. Mengingat kita mendapatkan banyak lembaga-lembaga yang tidak amanah dalam menjalankan wakaf yang diamanahkan kepada mereka.
Amalan kedua yang tidak terputus karena kematian adalah ilmu yang bermanfaat. Maksud ilmu disini adalah ilmu dien yang dengannya kita mengetahui perkara yang diperintahkan dan perkara yang dilarang. Untuk mendapatkan kemuliaan ini bisa kita tempuh dengan mempelajari ilmu dien ini dan mengajarkan serta mendakwahkannya kepada kaum muslimin. Kalau seandainya kita termasuk orang-orang yang belum diberikan kesempatan untuk fokus belajar dien, maka bisa kita tempuh dengan membiayai dan mengkader seseorang untuk fokus belajar dien dan mendakwahkannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
الدَّالِّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ
“Seseorang yang menunjukkan kepada kebaikan adalah sebagaimana pelakunya.” (HR. Abu Daud, Syaikh al Bani berkata : Hasan Shahih).
Amalan yang ketiga yang tidak terputus karena kematian adalah anak shaleh yang mendoakan orang tuanya. Bagi orang hendaknya prioritas utama dalam mendidik anaknya adalah perkara dien. Seorang anak jika dia memahami dien secara mendalam, ia akan sangat bermanfaat bagi orang tuanya. Anak tersebut akan selalu  mengingatkan orang tua ketika mereka berjalan tidak pada jalur yang benar. Ketika orang tua sudah tiada, anak tersebut akan selalu mendoakan dan melakukan amalan yang bermanfaat bagi keduanya. Mengarahkan anak kepada pemahaman dien yang shahih bisa lewat menyekolahkan anak ke pondok pesantren yang berpemahaman lurus. Seandainya tidak memungkinkan, maka dengan mengarahkan anak tersebut untuk belajar kepada ahlu ilmi yang berpemahaman lurus. Tentunya suasana keluarga dan kondisi orang tua juga harus dalam suasana rumah tangga yang Islami.
Selain ketiga amalan tersebut, ada amalan lain yang tidak terputus dengan kematian seseorang. Amalan tersebut adalah ribat di jalan Allah Ta’ala. Ibadah Ribat adalah : Menjaga perbatasan daerah kaum muslimin dengan orang kafir, sehingga orang kafir tidak menyusup ke wilayah kaum muslimin. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
كُلُّ مَيِّتٍ يُخْتَمُ عَلَى عَمَلِهِ إِلَّا الْمُرَابِطَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجْرِي عَلَيْهِ أَجْرُهُ حَتَّى يَوْمَ الْقِيَامِ وَيُوقَى فِتْنَةَ الْقَبْرِ
“Setiap mayyit ditutup amal mereka kecuali orang yang ribat di jalan Allah. Amalannya akan terus mengalir kepadanya hingga hari kiamat. Dia juga diselamatkan dari fitnah kubur.”(HR. Abu Daud, Syaikh al Bani berkata : Hadist Shahih).
Semoga Allah Ta’ala memberikan tsabat(keteguhan) bagi saudara-saudara kita yang pada hari ini sedang ribat di Syam, Yaman dan bumi jihad lainnya. Semoga Allah Ta’ala juga mengumpulkan kita bersama mereka.Amiin.